Popular Post

Popular Posts

Posted by : Unknown Rabu, 18 Februari 2015


Takkan pernah berhenti untuk selalu percayaWalau harus menunggu seribu tahun lamanyaTulus - 1000 Tahun Lamanya

Harus kuakui, walaupun aku adalah orang yang paling mengharapkan terhentinya hubunganmu dengannya, aku juga adalah orang yang paling terkejut mendengarkan berita itu langsung dari lidahmu.

Kenapa? Kutanya kau. Dan dari bibirmu yang selalu membuat jantungku berhenti sedetik setiap ia bergerak itu aku mendengar alasannya. Kau bukan satu - satunya bagi dia.

Ah...kenapa kau tak mau sadar juga. Bahwa satu - satunya orang yang menganggap kau paling berharga adalah orang di hadapanmu ini? Orang yang selalu melihatmu dengan penuh damba.

Setetes kilau airmata mengalir di pipimu. Membuat aku tak kuasa untuk tak merengkuhmu dengan lenganku. Kenapa aku tak memberitahmu bahwa aku tak percaya padanya saat kau mengenalkannya sebagai kekasihmu dahulu? Barangkali jika aku mau jujur padamu sejak dulu kau tak akan perlu merasakan kesakitan semacam ini.

Dengan kau yang masih menangis di pelukanku, hal yang selama ini kupendam dalam dalam hatiku pun terucapkan sudah. Aku ingin memilikimu. Semua hal darimu hanya untukku sendiri. Tak akan ada orang lain. Hanya ada kau dan aku.

Matamu yang berkilau mendongak padaku. Dari dalam binarnya penuh tanya, seolah aku mengatakan hal semacam Indonesia sudah menjadi negara terbersih dari korupsi di dunia. Setetes kilau mengalir di pipiku kini, bukan airmata, tapi tanda kegugupanku. Dengan itu semua, aku meyakinkanmu lagi bahwa aku bukan dirinya. Aku takkan pernah seperti dirinya.

Ah...kau tersenyum lagi, mau tak mau membuat sanubariku melayang jauh. Senyummu selalu bagaikan candu bagiku. Dengan lembut kau mengatakan bahwa kau ingin aku menunggu. Menunggumu mengobati hatimu yang luka, yang koyak karena janji yang sama dulu. Melihat ekspresiku berubah sedih, kau menghiburku bahwa kau percaya padaku, kau meyakinkanku bahwa aku harus menunggu.

Berapa hari aku selalu menunggu? Berapa minggu? 1000 tahun? Selama apapun tak masalah bagiku, kataku. Dan akupun memelukmu lebih erat malam itu.

Flash Fiction ini ditulis untuk mengikuti program #FF2in1 dari Tiket.com dan nulisbuku.com #TiketBaliGratis.

Leave a Reply

Subscribe to Posts | Subscribe to Comments

- Copyright © 2013 Milk + Sushi - Kurumi Tokisaki - Powered by Blogger - Designed by Johanes Djogan -